Kasus pencurian memang tak akan henti-hentinya untuk dibahas.
Kasus ini terus saja berkembang seiring dengan waktu. Sebagian besar alasan
untuk mencuri menurut hasil research saya adalah kekurangan biaya hidup. Selain
itu adalah adanya kesempatan akibat dari kelengahan si pemilik barang.
Nah, cerita nyata yang akan saya share kali ini adalah tak jauh
dari topik pencurian. Disuatu desa, ada sebuah sekolah yang berdampingan dengan
sebuah gudang tempat penyimpanan makanan yang akan dijaual oleh pedagang di
sekolah tersebut. Sekolah ini adalah sekolah SMP atau sekolah menengah pertama.
Sekolah ini berada di satu tempat dengan sekolah SD atau sekolah dasar dan TK
atau tingkat kanak-kanak. Jarak sekolah-sekolah tersebut tidak jauh melainkan
berdekatan. Di pagi hari, suasananya sangat ramai seperti di pasar. Tetapi pada
sore hari, suasananya sepi banget kayak di tempat pemakaman.
Kalian pasti sudah berpikir kalau pencurian akan terjadi di sore
hari. Jawaban kalian hampir mendekati, pencurian terjadi pada hari menjelang
malam.Karena hari akan mulai gelap dan suasananya sepi, si pencuri ini dengan
leluasa membuka pintu gudang dengan sebuah alat khusus yang dimilikinya. Dengan
sebuah senter yang digunakan untuk menerangi penglihatannya, dia pun mulai
beraksi mengambil makanan yang ada di gudang. Tidak lupa juga ia mencicipi
semua makanan yang ada. Setelah mencicipi semua makanan, si pencuri ini merasa
ngantuk dan tak kuasa untuk bergerak. Dia memutuskan untuk menutup pintu dan
beristirahat sejenak.
Karena lelapnya dia tidur, tak terasa malam telah berlalu. Sinar
matahari menggantikan cayaha senter yang ia bawa. Tiba-tiba, pemilik makanan
datang dan terkejut melihat apa yang terjadi. Pedagang itu langsung berteriak
dan teriakannya mengundang perhatian para siswa, guru, serta pegawai sekolah
tersebut. Mereka mendatangi pedagang itu dan bertanya "Ada apa berteriak
?". Pedagang itu mengataka "Ada pencuri".
Akhirnya pencuri itu di tangkap. Tetapi ia tidak di serahkan kepada
yang berwajib karena dianggap masih di bawah umur. Kepala Sekolah berinisiatif
untuk mewawancarai pencuri itu. Hasil wawancara tersebut cukup memprihatinkan.
Ternyata pencuri itu seorang diri, dia adalah yatim piatu. Dia tidak mempunyai
uang untuk memenuhi kebutuhannya. Dia mencuri karena terpaksa. Dia pun tidak
bersekolah. Setelah mendengarkan penjelasan dari si pencuri itu, pedagang
tersebut memaafkan peruatannya dan dia diangkat menjadi tukang kebun sekaligus
menjadi siswa disekolah itu serta sebagai kerja sambilan dia membantu pedagang
berjualan di waktu istirahat pelajaran.
0 komentar: